Bayangmu
Tak Mau Pergi
“Put, kamu tau
ga? dia sering banget liatin display
picture bbm kamu lho..” ucap Nurul dengan nada menggoda.
“oya? Ko bisa?” dengan sedikit penasaran
“yabisalah, kayanya dia suka sama kamu deh put.”
aku hanya tersenyum malu mendengar ucapan itu dari Nurul
“oya? Ko bisa?” dengan sedikit penasaran
“yabisalah, kayanya dia suka sama kamu deh put.”
aku hanya tersenyum malu mendengar ucapan itu dari Nurul
Dia,
iya dia yang selalu hadir dalam bayangku, yang selalu ku ucap namanya dalam doa
ku. Lelaki tu bernama Bagas. Aku tak tau dari mana aku dan dia bisa bersahabat,
tapi yang jelas perkenalan aku dengannya bukan lah sebuah kebetulan. Aku yakin
di dunia ini ga ada yang kebetulan, karena Tuhan punya maksud tersendiri
menghadirkan mereka dalam hidup kita.
Dia
selalu hadir di tiap hariku, dia mampu membuatku tertawa, dia mampu membuatku
mencintai dengan cara yang sederhana. Membuatku tau bagaimana rasanya cinta dalam
diam. Membuat aku mengerti rasanya cemburu tapi tak berhak. Membuat aku bisa
memeluk seseorang dalam doa.
Aku
tak tau seperti apa aku tanpa dia... Mungkin seperti aku mencoba hidup tanpa
udara... tanpa air... Aku takut jika dia tiba-tiba menghilang, aku takut tak
ada lagi yang membuat aku tertawa, aku takut tak ada lagi yang mengajariku arti
kesederhanaan. Yang jelas aku takut jika cinta ini tak bisa memiliki.
Tapiiiiii,
ketakutan aku itu bener – bener terjadi. Dia menghilang tanpa ucapkan salam
perpisahan atau semacamnya. Dia mengilang dalam hening. Dia menghilang tanpa
jejak.
Aku
sangat ingin menghubunginyaduluan, tapi keinginanku itu terhalang oleh gengsi
yang besar. Aku bertanya kepada sahabat – sahabatku, aku curhat kepada
mereka...
“Ris, aku ingin
menghubungi dia. Tapi aku malu” ucapku
“kamu jangan hubungin dia duluan dong. Kamu harus tahan harga put!” balas risma dengan sedikt membentak
“Tapi ris, aku butuh dia, aku rindu dia, aku..” omongan ku langsung di potong oleh Risma
“Kamu harus bikim dia yang mengejar kamu! Bukan sebaliknya!” ucap Risma
“kamu jangan hubungin dia duluan dong. Kamu harus tahan harga put!” balas risma dengan sedikt membentak
“Tapi ris, aku butuh dia, aku rindu dia, aku..” omongan ku langsung di potong oleh Risma
“Kamu harus bikim dia yang mengejar kamu! Bukan sebaliknya!” ucap Risma
Aku
selalu mempertimbangkan pembicaraanku bersama risma dengan hatiku sendiri.
Meski hati berkata ‘iya’ tapi logika ku selalu menolak. Entah apa yang
membuatku selalu egois atas rasaku. Aku selalu tak ingin Bagas tau tentang rasa
ini, tentang perasaan yang ku pendam.
Hingga
pada akhirnya Tuhan memperemukanku dengan Bagas di Sebuah taman kota.
“Kamu kemana
aja?” tanyaku
“maafin aku ,put. Belakangan ini aku sibuk dengan tugas sekolah ku” balas Bagas
“ga apa – apa ko ,gas. Aku ngerti” balasku sambil tersenyum
“Eh, iya aku pulang duluan yah. Kamu mau aku anterin?” tawar Bagas
“ga usah ,gas. Aku bisa pulang sendiri ko” balasku sambil tersenyum
“maafin aku ,put. Belakangan ini aku sibuk dengan tugas sekolah ku” balas Bagas
“ga apa – apa ko ,gas. Aku ngerti” balasku sambil tersenyum
“Eh, iya aku pulang duluan yah. Kamu mau aku anterin?” tawar Bagas
“ga usah ,gas. Aku bisa pulang sendiri ko” balasku sambil tersenyum
Percakapan
yang singkat tapi enta mengapa sangat berarti bagiku. Hingga pada akhirnya aku
harus mengetahui kenyataan pahit. Aku mendengar kabar bahwa Bagas sudah
mempunyai kekasih bernama Shelli. Aku marah, tapi semua gak berarti bahkan aku
gak berhak sama sekali atas kemarahanku.
Sampai pada
suatu hari Nurul memberitahuku...
“Put, sebenernya Bagas juga suka sama kamu sayang sama kamu..” ucap Nurul
“Lalu? Kenapa dia berpacaran dengan wanita lain? Aku ingin cinta yang saling memiliki, buat aku cinta yang ga saling memiliki itu omong kosong.”
“Bagas ga tau kalo kamu suka, kamu sayang sama dia put!” balas Nurul dengan membentak.
“Lalu aku harus gimana?” tanyaku.
“dia gabisa putusin pacarnya gitu aja ,put. Dia ga tega..”
“Put, sebenernya Bagas juga suka sama kamu sayang sama kamu..” ucap Nurul
“Lalu? Kenapa dia berpacaran dengan wanita lain? Aku ingin cinta yang saling memiliki, buat aku cinta yang ga saling memiliki itu omong kosong.”
“Bagas ga tau kalo kamu suka, kamu sayang sama dia put!” balas Nurul dengan membentak.
“Lalu aku harus gimana?” tanyaku.
“dia gabisa putusin pacarnya gitu aja ,put. Dia ga tega..”
Meskipun
pada akhirnya tetap banyagnya dia tak mau juga pergi dalam otakku, dalam
hatiku. Tapi sekarang aku lega, karna aku tau dia mempunyai rasa yang sama
padaku.
Dan
pada akhirnya aku harus menarik ucapanku tentang cinta harus memiliki. Cinta
itu ga harus memiliki, meskipun hati sakit...rapuh. Sekali lagi Bagas ngajarin
aku tentang kesederhanaan. Bahagia itu sederhana saat keyakinanku untuk sebuah
cinta yang selalu jadi alasan untuk bertahan. Bertahan untuk tersenyum,
bertahan untuk percaya, bertahan untuk hidup, dan bertahan dalam bayangmu yang
tak mau pergi:’)