Jumat, 01 November 2013

Ibu.. Apa kau rindu aku?

Ibu.. Apa kau rindu aku?
Aku masih termenung di tempat tidur. Memikirkan hal-hal yang aku alami, yang ku lihat dengan jelas, aku tau tapi aku diam. Bodohnya diam itu ga selalu emas, karena sikapku yang selalu diam saat melihat semuanya berlangsung, dengan ‘diam’ semuanya terpisah hancur terbelah belah.
          Setidaknya kejadian 2tahun yang lalu selalu terngiang di kupingku, selalu kuputar di memoryku. Ibu... aku hampir lupa bahkan bagaimana suara dia memanggil namaku. Kisah kelam yang kulalui itu telah membuat diriku terpisah dengan ibu&adik ku .
          Terkadang air mata ini selalu menetes saat melihat teman sedang bersama dengan ibunya. Apa kabar diriku? Kemana ibuku? Apa kabar adikku? Kuharap tuhan selalu melindungi kalian. Kadang aku selalu berfikir sabar semua akan indah pada waktunya. Meskipun aku tak tau kalau sebenarnya waktu itu panjang..... sangat panjang....
Hingga tak terasa aku semakin beranjak dewasa, aku tidak menyangka saat ini umurku sudah 15thn aku duduk di Sekolah Menengah Kejuruan. Ayah, iya ayahku yang selama ini berada disampingku , entah kata apa yang pantas ku ucap pada ayahku, tapi mungkin ‘dad.... your the best, still life for me. Stay here. I love you’
Suatu saat aku tidak bisa menahan kerinduanku kepada ibuku aku menghubunginya. Beberapa minggu aku selalu berkomunikasi
“mah, lg dimana? Apa kabar?Dede baik2 ajakan?”
          “Mamah lagi di surabaya. Mamah baik2 aja. Dede  juga baik. Maudy gmn sehat?”
          “maudy baik baik aja mah. Mah kapan pulang?”
          “iya nanti”
Setiap aku tanya kapan dia pulang... dia pasti akan menjawab dengan sebuah ketidak pastian. Hingga beberapa hari setelah idul fitri aku mendengar kabar bahwa ibu telah menikah lagi, dia sudah memiliki anak lagi. Disitu aku bingung, aku lesu, aku tidak tau harus melakukan apa lagi, seseorang yang selalu aku pikirkan sebelum tidur, sesudah bangun.. tp dia tega tidak memikirkan perasaanku, dia tega tidak memikirkan pendapatku, dia tega melakukan ini kepada ayahku...
Aku marah, aku sedih, aku kesal aku menelepon ibuku, dan apa yang dia jawab itu benar benar membuat perasaanku hancur. Tak tau harus berbuat apa, aku berbaring di tempat tidur mengulang lagi setiap memory di otakku yang masih kuingat dengan jelas bayangan seorang ibu yang selalu membelaiku dengan senyuman kini dia bagai malaikat setengah monster...
Aku hapus nomer teleponnya, hingga kini 3bulan setelah kejadian itu aku tak tau bagaimana kabar adikku , kabar ibuku. Saat aku sedang melamun di halaman rumah dengan memikirkan khayalan tentang seorang ibu tiba2 ayahku datang dan memudarkan khayalan ku. Di situ kami berbicara...
“maudy ayah sedih melihatmu begini, ayah kasihan. Tapi apa kamu tidak kasihan pada dirimu sendiri? Kamu seolah olah tidak mengalami ini. Ayah tidak pernah melihatmu memikirkan atau merengek meminta ingin bertemu ibumu?”
          “Yah, sesungguhnya hidup itu seperti sungai. Aku gatau kemana air sungai ini akan mengalir. Tapi aku tau pasti ketempat yang lebih indah dari sebelumnya. Tidak baik memikirkan masalah berlarut - larut itu hanya membuat badan ku ini semakin kurus saja haha.”
Aku dan ayahku tertawa bersama, saat aku melihat ayahku tertawa, aku tau ada kesedihan dibalik tawanya itu, aku tau dia hanya berpura-pura tegar didepanku. Tapi aku mohon tuhan pertahankanlah ketegaran ayahku itu bagiku dad.. is my hero. Dan ibu aku memang marah padamu tapi aku tau kelak kau akan datang padaku sengan seulas senyuman dibibir mu dan berkata ‘aku rindu padamu nak, sangat rindu’


Created by fda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar