Ibu.. Apa
kau rindu aku?
Aku masih
termenung di tempat tidur. Memikirkan hal-hal yang aku alami, yang ku lihat
dengan jelas, aku tau tapi aku diam. Bodohnya diam itu ga selalu emas, karena
sikapku yang selalu diam saat melihat semuanya berlangsung, dengan ‘diam’
semuanya terpisah hancur terbelah belah.
Setidaknya
kejadian 2tahun yang lalu selalu terngiang di kupingku, selalu kuputar di
memoryku. Ibu... aku hampir lupa bahkan bagaimana suara dia memanggil namaku.
Kisah kelam yang kulalui itu telah membuat diriku terpisah dengan ibu&adik
ku .
Terkadang
air mata ini selalu menetes saat melihat teman sedang bersama dengan ibunya.
Apa kabar diriku? Kemana ibuku? Apa kabar adikku? Kuharap tuhan selalu
melindungi kalian. Kadang aku selalu berfikir sabar semua akan indah pada
waktunya. Meskipun aku tak tau kalau sebenarnya waktu itu panjang..... sangat
panjang....
Hingga tak
terasa aku semakin beranjak dewasa, aku tidak menyangka saat ini umurku sudah
15thn aku duduk di Sekolah Menengah Kejuruan. Ayah, iya ayahku yang selama ini
berada disampingku , entah kata apa yang pantas ku ucap pada ayahku, tapi
mungkin ‘dad.... your the best, still life for me. Stay here. I love you’
Suatu saat
aku tidak bisa menahan kerinduanku kepada ibuku aku menghubunginya. Beberapa
minggu aku selalu berkomunikasi
“mah, lg dimana? Apa kabar?Dede
baik2 ajakan?”
“Mamah lagi di surabaya. Mamah baik2 aja. Dede juga baik. Maudy gmn sehat?”
“maudy baik baik aja mah. Mah kapan pulang?”
“iya nanti”
“Mamah lagi di surabaya. Mamah baik2 aja. Dede juga baik. Maudy gmn sehat?”
“maudy baik baik aja mah. Mah kapan pulang?”
“iya nanti”
Setiap aku
tanya kapan dia pulang... dia pasti akan menjawab dengan sebuah ketidak
pastian. Hingga beberapa hari setelah idul fitri aku mendengar kabar bahwa ibu
telah menikah lagi, dia sudah memiliki anak lagi. Disitu aku bingung, aku lesu,
aku tidak tau harus melakukan apa lagi, seseorang yang selalu aku pikirkan
sebelum tidur, sesudah bangun.. tp dia tega tidak memikirkan perasaanku, dia
tega tidak memikirkan pendapatku, dia tega melakukan ini kepada ayahku...
Aku marah,
aku sedih, aku kesal aku menelepon ibuku, dan apa yang dia jawab itu benar benar
membuat perasaanku hancur. Tak tau harus berbuat apa, aku berbaring di tempat
tidur mengulang lagi setiap memory di otakku yang masih kuingat dengan jelas
bayangan seorang ibu yang selalu membelaiku dengan senyuman kini dia bagai
malaikat setengah monster...
Aku hapus
nomer teleponnya, hingga kini 3bulan setelah kejadian itu aku tak tau bagaimana
kabar adikku , kabar ibuku. Saat aku sedang melamun di halaman rumah dengan
memikirkan khayalan tentang seorang ibu tiba2 ayahku datang dan memudarkan
khayalan ku. Di situ kami berbicara...
“maudy ayah sedih melihatmu begini,
ayah kasihan. Tapi apa kamu tidak kasihan pada dirimu sendiri? Kamu seolah olah
tidak mengalami ini. Ayah tidak pernah melihatmu memikirkan atau merengek
meminta ingin bertemu ibumu?”
“Yah, sesungguhnya hidup itu seperti sungai. Aku gatau kemana air sungai ini akan mengalir. Tapi aku tau pasti ketempat yang lebih indah dari sebelumnya. Tidak baik memikirkan masalah berlarut - larut itu hanya membuat badan ku ini semakin kurus saja haha.”
“Yah, sesungguhnya hidup itu seperti sungai. Aku gatau kemana air sungai ini akan mengalir. Tapi aku tau pasti ketempat yang lebih indah dari sebelumnya. Tidak baik memikirkan masalah berlarut - larut itu hanya membuat badan ku ini semakin kurus saja haha.”
Aku dan
ayahku tertawa bersama, saat aku melihat ayahku tertawa, aku tau ada kesedihan
dibalik tawanya itu, aku tau dia hanya berpura-pura tegar didepanku. Tapi aku
mohon tuhan pertahankanlah ketegaran ayahku itu bagiku dad.. is my hero. Dan
ibu aku memang marah padamu tapi aku tau kelak kau akan datang padaku sengan
seulas senyuman dibibir mu dan berkata ‘aku rindu padamu nak, sangat rindu’
Created by fda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar