Senin, 04 November 2013

Bayangmu Tak Mau Pergi

Bayangmu Tak Mau Pergi
          “Put, kamu tau ga? dia sering banget liatin display picture bbm kamu lho..” ucap Nurul dengan nada menggoda.
          “oya? Ko bisa?” dengan sedikit penasaran
          “yabisalah, kayanya dia suka sama kamu deh put.”
          aku hanya tersenyum malu mendengar ucapan itu dari Nurul
          Dia, iya dia yang selalu hadir dalam bayangku, yang selalu ku ucap namanya dalam doa ku. Lelaki tu bernama Bagas. Aku tak tau dari mana aku dan dia bisa bersahabat, tapi yang jelas perkenalan aku dengannya bukan lah sebuah kebetulan. Aku yakin di dunia ini ga ada yang kebetulan, karena Tuhan punya maksud tersendiri menghadirkan mereka dalam hidup kita.
          Dia selalu hadir di tiap hariku, dia mampu membuatku tertawa, dia mampu membuatku mencintai dengan cara yang sederhana. Membuatku tau bagaimana rasanya cinta dalam diam. Membuat aku mengerti rasanya cemburu tapi tak berhak. Membuat aku bisa memeluk seseorang dalam doa.
          Aku tak tau seperti apa aku tanpa dia... Mungkin seperti aku mencoba hidup tanpa udara... tanpa air... Aku takut jika dia tiba-tiba menghilang, aku takut tak ada lagi yang membuat aku tertawa, aku takut tak ada lagi yang mengajariku arti kesederhanaan. Yang jelas aku takut jika cinta ini tak bisa memiliki.
          Tapiiiiii, ketakutan aku itu bener – bener terjadi. Dia menghilang tanpa ucapkan salam perpisahan atau semacamnya. Dia mengilang dalam hening. Dia menghilang tanpa jejak.
          Aku sangat ingin menghubunginyaduluan, tapi keinginanku itu terhalang oleh gengsi yang besar. Aku bertanya kepada sahabat – sahabatku, aku curhat kepada mereka...
          “Ris, aku ingin menghubungi dia. Tapi aku malu” ucapku
          “kamu jangan hubungin dia duluan dong. Kamu harus tahan harga put!” balas risma dengan sedikt membentak
          “Tapi ris, aku butuh dia, aku rindu dia, aku..” omongan ku langsung di potong oleh Risma
          “Kamu harus bikim dia yang mengejar kamu! Bukan sebaliknya!” ucap Risma
          Aku selalu mempertimbangkan pembicaraanku bersama risma dengan hatiku sendiri. Meski hati berkata ‘iya’ tapi logika ku selalu menolak. Entah apa yang membuatku selalu egois atas rasaku. Aku selalu tak ingin Bagas tau tentang rasa ini, tentang perasaan yang ku pendam.
          Hingga pada akhirnya Tuhan memperemukanku dengan Bagas di Sebuah taman kota.
          “Kamu kemana aja?” tanyaku
          “maafin aku ,put. Belakangan ini aku sibuk dengan tugas sekolah ku” balas Bagas
          “ga apa – apa ko ,gas. Aku ngerti” balasku sambil tersenyum
          “Eh, iya aku pulang duluan yah. Kamu mau aku anterin?” tawar Bagas
          “ga usah ,gas. Aku bisa pulang sendiri ko” balasku sambil tersenyum
          Percakapan yang singkat tapi enta mengapa sangat berarti bagiku. Hingga pada akhirnya aku harus mengetahui kenyataan pahit. Aku mendengar kabar bahwa Bagas sudah mempunyai kekasih bernama Shelli. Aku marah, tapi semua gak berarti bahkan aku gak berhak sama sekali atas kemarahanku.
          Sampai pada suatu hari Nurul memberitahuku...
          “Put, sebenernya Bagas juga suka sama kamu sayang sama kamu..” ucap Nurul
          “Lalu? Kenapa dia berpacaran dengan wanita lain? Aku ingin cinta yang saling memiliki, buat aku cinta yang ga saling memiliki itu omong kosong.”
          “Bagas ga tau kalo kamu suka, kamu sayang sama dia put!” balas Nurul dengan membentak.
          “Lalu aku harus gimana?” tanyaku.
          “dia gabisa putusin pacarnya gitu aja ,put. Dia ga tega..”
          Meskipun pada akhirnya tetap banyagnya dia tak mau juga pergi dalam otakku, dalam hatiku. Tapi sekarang aku lega, karna aku tau dia mempunyai rasa yang sama padaku.

          Dan pada akhirnya aku harus menarik ucapanku tentang cinta harus memiliki. Cinta itu ga harus memiliki, meskipun hati sakit...rapuh. Sekali lagi Bagas ngajarin aku tentang kesederhanaan. Bahagia itu sederhana saat keyakinanku untuk sebuah cinta yang selalu jadi alasan untuk bertahan. Bertahan untuk tersenyum, bertahan untuk percaya, bertahan untuk hidup, dan bertahan dalam bayangmu yang tak mau pergi:’)

Jumat, 01 November 2013

Kamu masih tak tau?

Kamu masih tak tau?
          “Entar aku jemput kamu, kamu tungguin aja di kampus ya, sya!”
          “Ga usah”
          “Sya, aku serius tungguin dulu aja. Aku mau nganter Nita dulu”
          “Aku gpp, aku bisa minta jemput supir aku ko, di”(telepon di matikan)
          Hal ini sudah biasa aku lakukan dengan ardi, bertengkar di handphone. Aku dan ardi sudah bersahabat sejak semester pertama di kampus. Aku tak tau kenapa aku selalu marah setiap aku melihat Ardi bersama dengan kekasihnya.
          Aku yakin ini bukan perasaan biasa, ada sesuatu yang aneh yang mengganjal di hatiku. Aku tau ini sebenarnya cinta, tapi aku takut. Takut jika dia tau dia marah, sebenarnya bukan takut hanya gengsi & membiarkan waktu yang menunjukannya.
          Entah kapan sang waktu akan menunjukan segalanya, aku hanya bisa berharap,berharap,&berharap. Karna aku tau, tuhan mempertemukanku dengannya pasti atas sebuah alasan. Bahkan bukan sekedar alasan kecil:’)
          “Tasya, kamu jangan jadicewe bisu kaya gini dong!”
          “Aku bukan bisu feb, aku hanya menunggu waktu yang tepat, agar cinta ini ga sia – sia”
          “sampe kapan? Sampe Ardi keburu nikah?” dengan nada sinis sambil melirik kepadaku
          Aku tersedak, aku bigung harus menjawab apa kepada feby. Dengan suara yang ragu-ragu aku menjawab kpd Feby  “Dia tidak akan menikah sebelum dia tahu perasaanku.”
          Feby mendekatkan mukanya kepadaku “tau dari mana kamu?”
          “Aku akan memastikannya” Dengan nada membentak
          “Baguslah, aku hanya ingin melihat kamu bahagia sya. Sampe kapan kamu memperjuangkan seseorang yang ga memperjuangi kamu...”
          “Makasih, Feb. Aku gabodoh, aku tau apa yang harus kulakukan”
          “Baiklah Jika itu terbaik untukmu, pertahankan” (menepuk pundaku)
          Keesokan harinya aku bolos mata kuliah karna mood-ku benar benar sedang tak karuan. Aku hanya duduk diam ditaman kota> Aardi tiba – tiba datang dan duduk di sampingku. Entah dia berbicara apa, aku tak menggubrisnya. Aku sudah terlanjur kesal dengan tingkah lakunya yang sering datang dan pergi sesukanya, semaunya. Aku terus menghindarinya sampe beberapa hari terus menerus begitu. Sampai akhirnya mataku bertemu matainya saat aku sedang berada di pantai. Disitu aku mencoba menghindarinya namun dia menarik tanganku

          “kamu gabisa gini terus, tasya!” bentak ardi
          “aku bisa gini terus sampai kapanpun, semau aku ardi!” bentak ku lebih keras. “Lepasin tangan aku!” lanjutku
          “Aku udah tau semuanya tasya, sesuai dengan keinginan kamu. Waktu yg nunjukin aku sebuah fakta cinta, sebuah hati tulus yang gapernah aku gubris. Maafin aku”
          “Maaf? Untuk semua waktu yang aku lalui, aku korbanin hanya untuk memikirkan lelaki yang sudah memiliki wanita lain dihidupnya. Aku tulus di.” Tanpa kusadari ku meneteskan air mata, ardi memelukku.
          “Tasya aku emang bodoh, gabisa menerka nerka perasaan seseorang. Tapi untuk semua cinta yang kamu kasih. Hati ini tau sya kemana akan berlabuh. Kamu ,sya ke kamu. Aku tau, akhirnya aku tau”
          “Terimakasih, ardi”

created by fda

Ibu.. Apa kau rindu aku?

Ibu.. Apa kau rindu aku?
Aku masih termenung di tempat tidur. Memikirkan hal-hal yang aku alami, yang ku lihat dengan jelas, aku tau tapi aku diam. Bodohnya diam itu ga selalu emas, karena sikapku yang selalu diam saat melihat semuanya berlangsung, dengan ‘diam’ semuanya terpisah hancur terbelah belah.
          Setidaknya kejadian 2tahun yang lalu selalu terngiang di kupingku, selalu kuputar di memoryku. Ibu... aku hampir lupa bahkan bagaimana suara dia memanggil namaku. Kisah kelam yang kulalui itu telah membuat diriku terpisah dengan ibu&adik ku .
          Terkadang air mata ini selalu menetes saat melihat teman sedang bersama dengan ibunya. Apa kabar diriku? Kemana ibuku? Apa kabar adikku? Kuharap tuhan selalu melindungi kalian. Kadang aku selalu berfikir sabar semua akan indah pada waktunya. Meskipun aku tak tau kalau sebenarnya waktu itu panjang..... sangat panjang....
Hingga tak terasa aku semakin beranjak dewasa, aku tidak menyangka saat ini umurku sudah 15thn aku duduk di Sekolah Menengah Kejuruan. Ayah, iya ayahku yang selama ini berada disampingku , entah kata apa yang pantas ku ucap pada ayahku, tapi mungkin ‘dad.... your the best, still life for me. Stay here. I love you’
Suatu saat aku tidak bisa menahan kerinduanku kepada ibuku aku menghubunginya. Beberapa minggu aku selalu berkomunikasi
“mah, lg dimana? Apa kabar?Dede baik2 ajakan?”
          “Mamah lagi di surabaya. Mamah baik2 aja. Dede  juga baik. Maudy gmn sehat?”
          “maudy baik baik aja mah. Mah kapan pulang?”
          “iya nanti”
Setiap aku tanya kapan dia pulang... dia pasti akan menjawab dengan sebuah ketidak pastian. Hingga beberapa hari setelah idul fitri aku mendengar kabar bahwa ibu telah menikah lagi, dia sudah memiliki anak lagi. Disitu aku bingung, aku lesu, aku tidak tau harus melakukan apa lagi, seseorang yang selalu aku pikirkan sebelum tidur, sesudah bangun.. tp dia tega tidak memikirkan perasaanku, dia tega tidak memikirkan pendapatku, dia tega melakukan ini kepada ayahku...
Aku marah, aku sedih, aku kesal aku menelepon ibuku, dan apa yang dia jawab itu benar benar membuat perasaanku hancur. Tak tau harus berbuat apa, aku berbaring di tempat tidur mengulang lagi setiap memory di otakku yang masih kuingat dengan jelas bayangan seorang ibu yang selalu membelaiku dengan senyuman kini dia bagai malaikat setengah monster...
Aku hapus nomer teleponnya, hingga kini 3bulan setelah kejadian itu aku tak tau bagaimana kabar adikku , kabar ibuku. Saat aku sedang melamun di halaman rumah dengan memikirkan khayalan tentang seorang ibu tiba2 ayahku datang dan memudarkan khayalan ku. Di situ kami berbicara...
“maudy ayah sedih melihatmu begini, ayah kasihan. Tapi apa kamu tidak kasihan pada dirimu sendiri? Kamu seolah olah tidak mengalami ini. Ayah tidak pernah melihatmu memikirkan atau merengek meminta ingin bertemu ibumu?”
          “Yah, sesungguhnya hidup itu seperti sungai. Aku gatau kemana air sungai ini akan mengalir. Tapi aku tau pasti ketempat yang lebih indah dari sebelumnya. Tidak baik memikirkan masalah berlarut - larut itu hanya membuat badan ku ini semakin kurus saja haha.”
Aku dan ayahku tertawa bersama, saat aku melihat ayahku tertawa, aku tau ada kesedihan dibalik tawanya itu, aku tau dia hanya berpura-pura tegar didepanku. Tapi aku mohon tuhan pertahankanlah ketegaran ayahku itu bagiku dad.. is my hero. Dan ibu aku memang marah padamu tapi aku tau kelak kau akan datang padaku sengan seulas senyuman dibibir mu dan berkata ‘aku rindu padamu nak, sangat rindu’


Created by fda